2. PENERAPAN SUDUT .


GSL adalah team yang terdiri dari para Surveyor, Drafman, dan Engeneering.
Kami mengajak rekan seprofesi untuk belajar bersama.
Khususnya bagi para pemula muda kami Memberi kesempatan belajar sambil bekerja.
Dapatkan PDF dan Program gratis 100% dari Master GSL.


SURVEYOR IS SURVIVOR

TOTAL STATION GPS GNSS


Blog belajar Indonesia Damai.
"Tulisan ini ditujukan untuk para pemula yang akan terjun ke dunia GEOSURVEY, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi siapapun yang ingin menambah beban dikepala %x$#&??.. Atau apabila anda ingin menambahkan sesuatu untuk menyempurnakan Tulisan ini, maka dengan senang hati kami tunggu demi tercapainya tujuan blog belajar Indonesia Damai"







7. Alat dan Sudut


Sudut juga dapat kita lihat pada perlakuan alat ukur, (Gambar dibawah) ketika si Kesper membidik titik A dan kemudian memutar alatnya membidik target titik B. .. maka akan terbentuk sudut ....
Untuk mengetahui besar sudut secara mudahnya , maka si kesper saat membidik arah titik A dia setting alat = 00º00'00" nol derajat.
Sehingga saat memutar alat maka si Kesper tinggal membaca besaran sudut yang tertera.


Berarti Setiap kali si Kesper memutar alat untuk membidik target lainnya maka pasti akan terbentuk suatu besaran sudut. (Perputar alat = Membentuk sudut).

Walaupun besar sudut yang dibentuk tergantung dari mana kita melihatnya , tetapi pada alat ukur besaran sudut adalah selalu searah jarum jam Gadang atau kekanan.
Untuk besaran sudut yang berputar kekiri maka dapat dihitung seperti dibawah ini.

Begitulah penerapan sudut pada penggunaan alat ukur tidak ada bedanya.

Gambar diatas adalah gambar yang sama . . .  (dimana  >>  A1=A2  dan  B1=B2),
Cara memandang sudut yang berbeda, menyebabkan didapatnya dua nilai sudut yang berbeda pula , akan tetapi ini masih satu bentuk image yang benar.

Dari gambar perputan yang sama didapat:
Sudut ke kanan A1   = 79º09'20"
Sudut ke kiri A2       = 280º50'40"
Istimewnya Jumlah Sudut  A1+A2  = 360º00'00"

Sudut ke kanan B1   = 254º30'19"
Sudut ke kiri B2       = 105º29'41"
Istimewnya Jumlah Sudut B1+B2  = 360º00'00"

Perhatikan keistimewaan perhitungan sudut di atas ini , silahkan komentar.

Latihan:
Sudut ke kanan C1   = 359º34'46"
Sudut ke kiri C2       = ...º..'.."


Setelah anda paham maka yang ingin saya katakan sebenarnya adalah bahwa

Sebaiknya dalam perhitungan pengukuran saran GSL adalah menggunakan perputaran sudut kekanan atau searah jarum jam gadang dengan alasan :
- Perputaran zona global adalah ke kanan.
- Perputaran sudut pada alat juga arah kekanan / searah jarum jam.
- Demikian juga perputaran pada arah kompas dll.

Intinya Asal anda tahu perputaran sudut tidak selalu demikian adanya dan tidak perlu di debatkan silahkan pegang prinsip masing2.. 


Pada alat ukur ada dua macam sudut. Yaitu sudut Horizontal dan Sudut Vertikal.

8. Sudut Horizontal.






SUDUT HORIZONTAL.

Setiap perputaran alat baik kekanan ataupun kekiri akan membentuk sudut Horizontal.
Dengan syarat Sudut Horizontal berputar sejajar muka air atau waterpass.

gampangnya sudut horizontal terbentuk dari perputaran mendatar.

Kalau masih juga kagak ngarti pecahin tu kepale pasti isinya otak-otak.




Yang perlu anda pahami disini adalah bahwa sudut yang terjadi karena perputaran alat ke kanan ataupun ke kiri asalkan mendatar sejajar muka air  maka bacaan sudut nya adalah sudut Horizontal.  (Kata GSL).


Contoh Sudut Horizontal pada perlakuan surveying.
Untuk surveying si Kesper selalu mengunakan hitungan putar sudut searah jarum jam gadang (siapa dulu gurunya).
Gambar dibawah ini menunjukan pengalaman dan alasan2 mengapa si Kesper mengikuti kebiasan para Master surveying.


Catatan 1 Horizontal si Kesper C1.
  • Pertama si Kesper membidik target titik A (Sudut Horizontalnya di setting = 00º00'00").
  • Kemudian alat diputar membidik target titik B = 79º09'20"
  • Maka sudut Horizontal seperti pada gambar di atas yaitu = 79º09'20" - 00º00'00" = 79º09'20"
Catatan 2 Horizontal si Kesper C2.
  • Disini si Kesper membidik target titik A yang sudut Horizotalnya tidak sama dengan nol tetapi = 192º42'33".
  • Kemudian alat diputar membidik target titik B = 271º51'53"
  • Maka sudut Horizontal seperti pada gambar di atas yaitu = 271º51'53" - 192º42'33" = ???º??'??"
KESIMPULAN CATATAN SI KESPER:
  1. Dua catatan diatas tidak ada yang salah, dan keduanya dibenarkan, Tetapi dalam perhitungan tampak bahwa catatan C1 lebih mudah dan sangat simple (tidak ada perhitungan).
  2. Untuk membidik target awal sebaiknya horizontal disetting = 00º00'00" demi mempermudah perhitungan (lihat perbandingan catatan C1 dan C2).
    • C1 Horizontal = 79º09'20" (langsung terbaca di alat).
    • C2 Horizontal = 271º51'53" - 192º42'33" = capek deh.
  3. Disini si Kesper telah melakukan pengukuran sudut horizontal dasar , tetapi sayangnya dia belum mengerti tentang Sudut Azimuth. walaupun pengukuran dia benar tetapi masih perlu proses. Maaf sudut Azimuth akan kita bahas kemudian.

Untuk pengolahan data dan penggambar Sudut horizontal harus disertai dengan jarak datar ,
Intinya Horizontal harus Berpasangan dengan Jarak datar , Untuk pengolahan dan ploting titik penggambaran.

Coba pahami dahulu sampai disini, karena ini sangat mendasar. . 


Penerapan dilapangan:

Biasakan selalu membidik kebelakang (Back sight) dengan setting Horizontal alat = 00º00'00".
Kemudian putar alat untuk bidik target selanjut (Fore sight) dengan nilai data Horizontal sekenanya, seadanya, sejadinya.....Tertera.
Baca nilainya pada alat dan catat.
Tanpa dihitung sudah didapat sudut Horizontal

Inilah yang biasa dilakukan para Master GeoSurveyor , karena dengan membidik belakang nol derajat maka setiap kali memutar alat akan membuka besaran sudut yang tidak perlu dihitung lagi.

Besaran bacaan sudut pada alat = sudut Horizontal. (asalkan backsight = nol).

Untuk lebih jelasnya sekarang kita lihat pengukuran yang dilakukan si Kesper.


Si Kesper memberdirikan alat di titik PA membidik backsight titik PB = 00º00'00" kemudian dia putar alat membidik foresight ke P1 Di dapat Sudut Horizontal PA = 79º09'20"   Jarak = 36.77

Si Kesper pindah alat berdiri alat di titik P1 membidik backsight titik PA = 00º00'00" kemudian dia putar alat membidik foresight ke titik P2 Di dapat Sudut Horizontal P1 = 241º32'23"   Jarak = 36.77

Si Kesper pindah alat berdiri alat di titik P2 membidik backsight titik P1 = 00º00'00" kemudian dia putar alat membidik foresight ke titik P3 Di dapat Sudut Horizontal P2 = 85º26'08"   Jarak = 36.77

Demikian seterusnya sampai ke titik P12. dan hebatnya si Kesper selalu konsisten men setting bacaan back sight =
00º00'00"

Dari data si Kesper didapat jarak datar dan sudut Horizontal yang hasilnya dapat digambarkan sbb.
Data atau bacaan sudut horizontal sangat erat hubungannya dengan jarak datar.
Coba bayangkan jika data Horizontal tanpa jarak datar, bisakah kita menggambar seperti di bawah ini.


Dari hasil pengukuran diatas kita potong sampai titik P5 agar gambar berikut cukup terpampang jelas.
Kemudian kita coba menggambar hasilnya dengan 3 x Versi seperti dibawah ini.

Disini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil pengukuran sudut gambarnya akan seperti sebuah kawat kaku yang apabila diletakan dengan beberapa x versipun hasilnya tetap sama walaupun arahnya berputar-putar.
Artinya arah gambar bisa menghadap kemanapun terserah juru gambar tidak terbatas versi gambar.


Permasalahannya adalah kita dapat menggambar dengan benar dan arah yang beragam (lihat gambar di atas menampilkan 3 contoh arah yang berbeda) , tetapi tidak tahu mana yang pantas untuk di pakai.

Apapun jadinya selama sudut dan jaraknya benar maka gambar tersebut adalah benar.

Disini si Kesper telah melakukan pengukuran dan penggambaran sudut horizontal dasar dengan benar, tetapi sayangnya dia belum mengerti sama sekali tentang Sudut Azimuth. walaupun pengukuran dia benar tetapi ..........maaf sudut Azimuth akan kita bahas kemudian.


Sekali lagi ingin saya sampaikan bahwa jika setiap kali si Kesper mebidik backsight dengan set = 00º00'00". selanjutnya si Kesper memutar alat maka dia akan mendapatkan sudut bidik ke depan dan sudut ini = bacaan sudut Horizontal.

Bacaan sudut horizontal sudah tertera pada alat ukur, kita tinggal membaca dan mencatatnya.
Dalam perhitungan si Kesper menggunakan sudut searah jarum jam atau kekanan .




9. Sudut Vertikal.




SUDUT VERTIKAL

Teropong alat tidak hanya dapat berputar ke kiri atau ke kanan mendatar, tetapi dapat juga berputar ke atas dan kebawah.

Setiap perputaran alat keatas ataupun kebawah akan membentuk sudut Vertikal. Asalkan tegak lurus mendatar / waterpass.

Dan bila alat saya bidikan ke langit tegak lurus ke atas maka arah itu disebut arah Zenith.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar disamping.

Dan ternyata si Kesper tidak pakai celana.


Sudut Vertikal pada alat ukur selalu dimulai dari nol derajat arah keatas zenith , dan perputaran ke depan semakin kebawah maka besaran sudut angkanya semakin membesar , terus berputar semakin kebawah sampai lewat terus membalik dan akhirnya sudut menjadi nol derajat lagi (ingat satu putaran sudut pada pelajaran sebelumnya berlaku untuk sudut Horizontal maupun sudut Vertikal).


Catatan Sudutn Vertikal.

- Bidikan keatas arah Zenith besaran sudut pasti = 00º00'00".
- Pada gambar sangat jelas bahwa bidikan mendatar / waterpass kearah A adalah = 90º00'00".
- Bidikan keatas / titik B besaran sudut pasti lebih kecil dari 90º00'00".
- Bidikan kebawah / titik C besaran sudut pasti lebih besar dari 90º00'00".

Pertanyaannya kemana menurut anda bidikan sudut vertikal = 270º00'00".

INGAT :
  • Untuk sudut Vertikal sangat berhubungan erat dengan tinggi alat. Sebagai bukti coba anda simak pelajaran sebelumnya tentang bab latihan di segi3.
  • Sudut Vertikal sangat berhubungan dengan tinggi target untuk menghitung beda tinggi antara posisi alat dan posisi target.
Oleh karenanya setiap kali pengukuran harus selalu mengukur tinggi alat maupun tinggi target.

Yang ingin saya katakan sebenarnya adalah bahwa:
Jangan pernah mengukur / membaca besaran sudut Horizontal jika anda tidak juga mengukur jaraknya.
Jangan pernah mengukur / membaca besaran sudut Vertikal jika anda tidak juga mengukur tinggi alat dan tinggi target.
Kecuali cuma iseng mengukur sudut.



PERINGATAN : SUDUT VERTIKAL BUKAN SUDUT MIRING

Bandingkan Gambar diatas dan gambar dibawah ini.




SUDUT VERTIKAL DAN SEGITIGA SIKU-SIKU.....?



Latihan 3.
Pada pengukuran misalnya seperti gambar diatas didapat data :
-   Tinggi Alat         =  147 cm ............. 1.47 m _______(Diukur menggunakan meteran)
-   Sudut vertikal     = 66º51'46" ____________________(Dibaca pada alat ukur)
-   Jarak miring       = 13.569 m ____________________(Didapat dari teknis pengukuran alat)
Apa saja yang dapat kita hitung dari data tersebut . . . . . ?
Pertama yang harus saya ingatkan semua data harus dijadikan meter terlebih dahulu.

Kita dapat menghitung Sudut Miring.
Sudut Miring = 90º00'00" - 66º51'46" = 23º08'14"

Perhatikan disini ada dua buah segi3 yang mendukung untuk perhitungan. (Lihat gambar diatas).

CARA KESATU Kita coba menghitung dengan sudut miring atau segi3 yang diarsir merah.

1. Menghitung tinggi = s  >>  sin
_____________________________________
Sin α =   s
 p
               Sin 23º08'14" =   s
 13.569



_____________________________________
Tinggi s = Sin 23º08'14" x 13.569  = .......................... m



2. Menghitung Jarak Datar  = c  > cos
_____________________________________
Coc α =   c
 p
               Cos 23º08'14" =   c
 13.569



_____________________________________
Jarak Datar c = Cos 23º08'14" x 13.569  = .......................... m


Atau

_____________________________________
Tan α =   s
 c
               Tan 23º08'14" =   s
 c



_____________________________________
Jarak Datar c =  s / Tan 23º08'14" = .......................... m
Masukan nilai s.

_____________________________________
Tan α =   s
 c
               Tan 23º08'14" =   s
 c



_____________________________________
Jarak / Tinggi s =  c x Tan 23º08'14" = .......................... m
Masukan nilai c.


Atau coba menghitung menggunakan Phytagoras untuk menghitung jarak datar c.
Kalau hasilnya bersebrangan jauh / tidak relevan , panggil saya.


3. Tinggi Tiang Listrik  = Ta + Ts
                                            = ....................... m

CARA KEDUA  Sekarang kita lihat sudut Vertikal atau segi3 yang diarsir hijau.

1. Menghitung tinggi c2
_____________________________________
Cos α =   c2
 p
               COS 66º51'46" =   c2
 13.569



_____________________________________
Tinggi c2 = Cos 66º51'46" x 13.569  = .......................... m


2. Menghitung Jarak Datar  = s2
_____________________________________
Sin α =   s2
 p
               Sin 66º51'46" =   s2
 13.569



_____________________________________
Jarak Datar s2 = Sin 66º51'46" x 13.569  = .......................... m

Ket : s = c2 , c = s2  Maksud diatas hanya untuk penamaan yang telah kita pelajari sehingga mempermudah pada penerapan rumus saja , (penamaan sisi segi3 disesuaikan sinus / cosinus).


INTI dari semua ini saya ingin mengatakan bahwa perhitungan dapat dilakukan dengan banyak cara tergantung dari mana kita memandang nya. teatpi yang penting anda mengerti terlebih dahulu.



Latihan 4.
Masih menggunakan gambar diatas tetapi yang diketahui :
Pada pengukuran misalnya Diketahui :
-   Tinggi Alat         =  147 cm ............. 1.47 m
-   Jarak miring      = 13.569 m
-   Jarak datar        = 12.478 m


Menghitung Sudut miring dan Vertikal = α
Catatan : apabila yang dicari sudut maka kita wajib menggunakan Arcus (lihat bab diatas).

Sudut Miring  = . . . . . . .?
_____________________________________
Cos α =   c
 p
    ...........................   aCos (  c
 p

) =  α

_____________________________________
Kebalikan dari cos adalah acos = Arcus cosinus
_____________________________________
aCos (  c
 p
 ) = α  ...............   aCos (  12.478
 13.569

) =  α

_____________________________________

α  =   ( Jika hasilnya desimal / dalam koma maka harus dijadikan derajat).

α  = ...........º............'............"

Sudut Vertikal  = . . . . . . .?
_____________________________________
Sin α =   s2
 p
    ...........................   aSin (  s2
 p

) =  α

_____________________________________
Kebalikan dari sin adalah acos = Arcus sinus
_____________________________________
aSin (  s2
 p
 ) = α  ...............   aSin (  12.478
 13.569

) =  α

_____________________________________

α  = ...........º............'............"



BANYAK JALAN MENUJU ROMA , BANYAK CARA MENGHITUNG PENGUKURAN.

Jika sampai disini sudah kita pahami , berarti anda masuk katagori lumayan menguasai . Karena masih ada lagi tentang Azimuth. Dan selanjutnya masuk kelas Intermediate







INDONESIA DAMAI
GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.GSL.

KLIK HOME








Tidak ada komentar:

Posting Komentar